Mencuci tanpa sabun cuci

Daoer Oelang, Sukar untuk dapat membayangkan pada jaman modern ini mencuci sesuatu tanpa air dan sabun. Dengan kehadiran sabun detergen sampai ke pelosok-pelosok desa, kebersihan dan kesehatan dapat dijamin. Ini semua akibat kemajuan teknologi dan perkembangan industri kimia. Beda sekali dengan abad-abad sebelumnya, dunia pada waktu itu belum mengenal sabun ataupun detergen. Ada beberapa berpendapat bahwa sabun merupakan ukuran untuk menentukan kesejahteraan dan kebudayaan suatu negara.

Sekitar 2500 tahun sebelum Masehi orang-orang Mesir, Yunani dan Roma mencuci tubuhnya tanpa sabun, melainkan digosoknya dengan lempengan lempung, pasir, batu kasa dan abu. Setelah itu kulitnya dibalur dengan minyak yang kemudian digaruknya dengan alat logam yang dilekukkan. Sedangkan pakaiannya dicuci tanpa sesuatu alatpun. Cukup dimasukkan ke dalam air dan dibantingnya di atas batu. Cara mencuci seperti ini juga terjadi pada zaman kolonial Belanda. Pada waktu itu pakaian-pakaian jas yang tebal-tebal dicucinya di tepi sungai hanya dengan membantingnya di tempat gilesan. Pakain akhirnya diperas oleh 2 orang sampai kering.

Mandi tanpa sabun pada waktu itu banyak juga dilakukan di desa-desa atau di kampung-kampung hanya dengan menggosokkan batu pada kulit agar dakinya dapat dibersihkan. Mungkin kejadian serupa ini berlangsung juga pada jaman penjajahan Jepang, karena sabun pada waktu itu jarang atau tidak ada.

Urin sebagai bahan cuci

Pada zaman Yunani dan Roma orang mempergunakan juga urin (maaf : air kencing) sebagai bahan cuci (seperti detergen). Di sepanjang jalan kota-kota besar, antaranya di Roma, ditempatkan tong-tong untuk mengumpulkan urin dari penduduk. Urin yang membusuk reaksinya seperti basa (senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air). Karena sukar untuk mendapatkan garam natrium atau kalium, bahan seperti itupun jadilah. Memang sukar membayangkan orang-orang Roma dengan toga wol, tetapi menggunakan urin sebagai alat untuk mencuci.

Pernah diberitakan bahwa Suku Kelto-Iberiers (Suku di Spanyol) menggunakan juga urin untuk membersihkan kulit dan giginya pada sekitar 60 tahun sebelum Masehi, sedangkan mereka tergolong orang-orang yang hidupnya tertib dan bersih. Mungkin pemberitaan itu terlalu dibuat-buat dan sangat keterlaluan, tetapi seorang ahli geografi dan sejarah terkemuka Strabo, antara 63-19 tahun sebelum Masehi, telah membenarkan keadaan itu. Bahkan Kaisar Roma, Vespasianus. Pada tahun 69-79 sesudah masehi telah membebankan pajak pada usaha pengumpulan urin tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar