Daoer Oelang, Anak yang berbakat adalah individu yang memandang alam semesta dengan cara yang tidak biasa. Mereka berbeda dengan anak-anak lainnya dalam hal emosi, perasaan, pergaulan dan pemikiran. Mereka melihat alam semesta dengan kacamata yang benar-benar berbeda dengan kacamata yang digunakan anak yang normal. Anak berbakat mirip dengan orang yang melihat alam semesta dengan menggunakan mikroskop elektronik. Dia dapat melihat sesuatu yang tidak terlihat dan terbayangkan oleh orang lain.

Bakat dimiliki oleh semua anak kecuali mereka yang mempunyai keterbelakangan mental. Semua anak memiliki imajinasi yang kreatif dan produktif pada tingkat tertentu. Yang penting adalah upaya untuk mengembangkan bakat anak dengan cara yang baik, sehingga bakat yang telah dimilikinya akan berkembang naik. Para ahli mengatakan dan percaya bahwa masa yang sangat menentukan adalah ketika anak berusia 2 hingga 6 tahun, karena pada usia tersebut telah terjadi interaksi antara imajinasi dan argumentasi.
Kecenderungan orangtua lebih suka mengkonsentrasikan perhatian anak pada argumentasi, bukan imajinasi. Pengkonsentrasian ini biasanya dimaksudkan untuk menyiapkan anak dalam memasuki sekolah. Jika ini dilakukan, berarti orangtua telah ambil bagian dalam penghancuran karakteristik kreativitas anak yang istimewa pada periode ini.

Gambaran pola hubungan antara bakat dan kreativitas.
1. Anak yang berbakat tetapi tidak kreatif. Bakatnya akan tampak pada perilaku dalam periode yang singkat, kemudian terpendam. Hal ini terjadi pada anak yang berusia antara 3 – 5 tahun.

2. Anak yang berbakat dan kreatif. Pada anak ini tampak indikasi mudah dalam melakukan berbagai hal dan bersifat fleksibel. Pada periode pemberian dorongan yang baik ini, indikator tersebut tampak melimpah pada perilaku anak dan tidak terbatas pada pemberian reaksi atau tanggapan terhadap permintaan orang lain. Periode ini berlangsung daru usia 6 hingga 12 tahun.

3. Remaja yang kreatif, tetapi tidak berbakat. Hal itu berlangsung pada usia 13 – 20 tahun dan terlihat pada bentuk-bentuk aktivitas yang kreatif, tetapi tidak sempurna, misalnya penulisan puisi atau cerita, atau menggagas kreasi-kreasi ilmiah. Biasanya kreasi-kreasinya itu tidak sempurna. Kalaupun sempurna, pada umumnya kreasi itu mengandung kekurangan.

4. Orang dewasa yang kreatif dan berbakat. Hal itu terjadi pada usia 20 tahun dan seterusnya

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada kreativitas tanpa unsur-unsur bakat. Anak yang kreatif dan berbakat adalah yang dapat melihat suatu masalah yang baru dan yang asli yang kemudian diekspresikan dalam bentuk yang baik. Dia senantiasa berupaya melepaskan diri dari berbagai kekurangan diri dan dari pengulangan hal-hal yang lumrah dan menjemukan. Manfaat ini diperoleh dari bakatnya yang menawarkan sesuatu sebagai ekspresi dari interaksi yang subur antara bakat dan kreativitas.
Dari hal-hal diatas kita dapat kenali bakat anak-anak, pupuk dan tumbuhkan kreativitas mereka agar mereka tumbuh menjadi anak yang kreatif dan berbakat. Terkadang orangtua keliru dalam memahami anak yang berbakat dan dalam menghargai potensinya. Tidak jarang pula orangtua berkeyakinan bahwa anaknya yang berbakat dianggap hiperaktif.

Antara anak yang berbakat dan hiperaktif memang memiliki persamaan, yakni sama-sama aktif dalam melakuklan sesuatu. Tetapi jika kita perhatikan dengan seksama dan serius, maka kita akan menemukan perbedaan yang mencolok. Anak yang berbakat memiliki keistimewaan kemampuan berkonsentrasi dan melaksanakan tugas-tugas tertentu, sedangkan anak yang hiperaktif tidak dapat berkonsentrasi dan pelaksanaan tugasnya hanya mengulangi cara yang dilakukan orang lain.
Anak yang berbakat memiliki kemampuan untuk melakukan minimal salah satu dari lima aspek berikut secara menonjol. Kelima aspek berikut adalah :
1. Kemampuan intelegensi umum.
2. Kesanggupan untuk belajar secara menonjol.
3. Kemampuan untukberpikir kreatif dan produktif.
4. Kemampuan untuk memimpin orang lain.
5. Kemampuan dalam bidang seni arsitek, drama dan musik.
Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar