Daoer Oelang, Pangkal timbulnya semua masalah berawal dari ketidakjujuran. Jika kita lihat munculnya kasus korupsi, kolusi dan nepotisme semuanya berakar pada unsur ketidakjujuran. Dan masih banyak masalah-masalah lain yang timbul di dalam keluarga, masyarakat dan bahkan di Negara yang diawali dengan adanya ketidakjujuran. Maka tidak salah jika ada yang mengatakan bahwa kejujuran pada dasarnya sudah menyelesaikan masalah yang belum terjadi. Bertolak dari ini semua, kita berharap keluarga kita, masyarakat kita, dan Negara kita terbebas dari masalah-masalah yang pelik tersebut, tentunya kita harus mengawalinya dengan bertindak jujur dan mengajarkan kejujuran kepada anak-anak kita.

Kejujuran merupakan salah satu dari “nilai-nilai inti”, yaitu bahan baku sejati yang dapat membentuk integritas dan kematangan pribadi. Sama dengan nilai-nilai lainnya kejujuran tidak dapat dikenakan kepada anak bagaikan memulas satu lapisan cat. Akan tetapi kejujuran merupakan bagian dari seluruh perkembangan dan pertumbuhan anak itu. Sebagai orangtua tugas kita adalah membimbing anak-anak kita agar mempunyai hati nurani yang jernih, mempunyai komitmen untuk berlaku jujur, dan sanggup untuk berpikir sendiri.

Mengajarkan anak untuk berlaku jujur tidak dapat dipisahkan dengan cara atau tahapan pemberian instruksi atau pedoman untuk anak dengan memberikan contoh atau fakta yang ada di sekitar kita. Kemudian dilanjutkan dengan pola-pola kejujuran yang menyangkut hubungan dengan orang lain dan selanjutnya membantu anak-anak kita untuk secara pribadi menerapkan prinsip-prinsip kejujuran itu sendiri.

Contoh-contoh tentang kejujuran banyak sekali ada di sekitar kita, misal kita bisa menceritakan tentang kejujuran yang ada di buku cerita atau kisah-kisah teladan lainnya. Contoh yang terpenting adalah kita harus memberikan teladan kepada anak kita. Anak-anak mempunyai kecenderungan untuk mendengar dan mencontoh apa yang kita lakukan dengan lebih cermat. Keinginan untuk mencontoh ini merupakan awal dari tahap pemberian instruksi yang menyangkut soal hubungan dengan orang lain. Itu sebabnya kita perlu memperhatikan dengan cermat standar-standar kejujuran kita sendiri.

Seorang anak kecilpun akan dapat melihat dan mengerti lebih banyak daripada apa yang kita sadari tentang komitmen kita pada soal integritas. Apa yang kita katakan pada anak-anak kita, ketika kita misalnya, melakukan urusan bisnis kita atau menyusun perhitungan pajak kita? Pernahkah kita “berbohong demi kebaikan” untuk menyenangkan hati orang atau mengelakkkan sesuatu yang tidak menyenangkan (seperti menyuruh anak kita menjawab telepon dan mengatakan bahwa kita tidak berada di rumah)?

Sangatlah penting anak kita melihat kita mengakui dengan jujur atas kegagalan-kegagalan kita, misal kita tidak pulang ke rumah padahal kita mengatakan bahwa kita akan pulang, atau tidak menepati janji. Memberi teladan secara demikian realistik akan menyebabkan anak merasa bebas untuk bergumul dengan masalah-masalahnya sendiri.
Kita harus senantiasa ingat bahwa seorang anak pada tahun-tahun awalnya tidak memiliki kesadaran batin tentang yang benar dan yang salah, yang dimilikinya hanyalah ketakutan akan konsekuensinya. Anak itu akan menerima apa yang kita katakan sebagai orangtuanya karena ia ingin menyenangkan kita. Pujian atau hukuman untuk tinggal di kamar merupakan ukuran bagi anak tentang apakah suatu tindakan itu jujur atau tidak, jadi bertukar pikiran tentang soal-soal kelakuan tidak akan banyak berpengaruh pada tingkah anak kecil itu.

Pada usia anak-anak Sekolah Dasar, hati nurani anak itu mulai menjadi matang, dan tindakannya mulai dinilai berdasarkan standar moral hati nuraninya. Dalam usia ini anak-anak dapat diajarkan tentang kejujuran dengan menceritakan kisah-kisah kehidupan yang sebenarnya. Pada umur-umur ini motivasi anak kita sudah harus lebih dari sekadar menyenangkan orangtua saja, dan harus dapat melakukan yang benar karena dengan demikian ia pun akan merasa senang dengan dirinya sendiri. Untuk menolong anak-anak kita dapat menerapkan kejujuran cobalah dengan memulai memberikan pertanyaan apa yang dilakukan jika anak tersebut menemukan selembar uang Rp 5.000,00 misalnya. Dari jawaban yang dikemukakan kita dapat memberikan ulasan dan penjelasan bahwa berikap jujur akan membuat seseorang mempunyai perasaan senang, menolong orang lain, dan menyenangkan Allah maupun Ayah dan Ibu.

Anak-anak yang duduk dibangku SMP dan SMA sudah harus memiliki hati nurani yang sudah berkembang dengan baik dan sudah harus dapat berpikir secara lebih abstrak tentang tata nilai yang dijunjungnya. Kita dapat memberinya semangat dengan mengadakan diskusi dengan anak remaja kita tentang artikel-artikel surat kabar yang memberitakan berbagai tindakan yang tidak jujur, baik yang dilakukan secara perseorangan maupun secara kelompok di kalangan pengusaha dan pemerintahan. Tolonglah anak-anak kita untuk dapat melihat motivasi mereka dalam melakukan tindakan semacam ini.

Kita harus terus menerus mengandaiakan keadaan yang realistis yang cocok dengan umur anak-anak kita, seperti kesempatan untuk berbuat curang pada waktu ujian, memakai surat keterangan orang lain, atau berbohong kepada orang tua tentang ke mana ia pergi. Kita harus menjelaskan berbagai kemungkinan akibat ketidakjujuran, terutama tentang rusaknya hubungan kita dengan orang lain. Perhatikan bagaimana satu kebohongan akan membuat kita berbohong lagi untuk menutupi keadaan yang sebenarnya. Bimbilnglah anak kita agar dapat menyadari bahwa jika kita tidak jujur, kita tidak dapat bergaul dengan orang lain secara sehat – baik di sekolah, di rumah, dalam pernikahan, masyarakat, atau pemerintahan. Jika anak kita sudah mengerti pengertian yang jelas tentang kejujuran, ia tidak akan jatuh ke dalam perangkap yang sering dihadapi yaitu kecenderungan untuk memandang baik atau salah itu hanya dari segi apa yang paling menyenangkan hati, yang direstuai orang lain, atau yang mana yang paling penting. Perasaan hati anak itu akan peka terhadap ketidak jujuran dalam segala bentuknya dan hal itu akan menolongnya untuk terus menerus menghindarinya.

Dalam sepanjang proses perkembangan itu, usahakanlah untuk memusatkan perhatian pada tindakan-tindakan anak kita maupun tindakan-tindakan orang-orang lainnya. Yakinkan dan berikan pujian kepada anak kita, baik di hadapannya sendiri maupun di hadapan teman-teman sebayanya. Dengan memberikan label jujur kepada anak kita, itu berarti kita menekankan dan sangat menhargai kejujuran, hal itu akan memotivasi dia untuk mengejar sifat itu bila di dalam kehidupan ini ia harus membuat pilihan yang benar-benar berat.

Semoga bermanfaat !!!

0 komentar:

Posting Komentar